Mahasiswa ilmu komunikasi/jurnalistik sudah seharusnya menanamkan kedalam dirinya 9 sembilan elemen jurnalistik dibawah ini. Bukan hanya mengapa, bagi mahasiswa jurnalistik dimana ia adalah sesosok embrio untuk menjadi seorang wartawan yang memiliki nilai dengan menerapkan sembilan elemen jurnalistik ini. Kita disini bukan menyayangkan tindak para wartawan amplop, bukan juga mencerca tanduk tayangan produk komunikasi yang tidak layak pada warga. Disini hanya sebagai pengingat kita semua akan idealnya sebuah aktifitas jurnalistik. Berikut adalah hal dari sembilan elemen jurnalistik :
1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
2. Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga Negara
3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
4. Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya..
5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari
kekuasaan.
6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi
7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
9. Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya.
-- dikutip dari berbagai sumber bro!!!! --
Kamis, 24 Maret 2011
Senin, 21 Maret 2011
HELENISME DAN ROMAWI
Alexander Agung telah mendirikan suatu kerajaan besar yang meliputi bukan saja seluruh kawasan Yunani, melainkan juga berbagai kerajaan timur. Sesudah kematian Alexander pada tahun 323 SM kesatuan politik kerajaan ini kemudian pecah. Tetapi yang penting ialah bahwa mulai waktu itu kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada kota- kota Yunani saja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditaklukan Alexander. Kebudayaan Yunani supranasional yang pada waktu itu mulai berkembang biasannya disebut ” kebudayaan hellenistis”. Dalam bidang filsafat, Athena tetap merupakan suatu pusat yang penting, tetapi berkembang pula pusat- pusat intelektual lain, terutama kota Alexanderia. Jika akhirnya ekspansi Romawi meluas sampai ke wilayah Yunani, itu tidak berarti kesudahan kebudayaan dan filsafat Yunani. Kita dapat menyaksikan bahwa dalam kekaisaran Romawi pintu dibuka lebar untuk menerima warisan kultural Yunani.
Dalam bidang filsafat tidak lagi terdapat seorang pemikir yang sungguh- sungguh besar, kecuali Plotinos. Tetapi pengaruh filsafat sebagai salah satu unsur pendidikan, pada jaman Hellenisme jauh lebih luas dari pada dahulu. Sekolah- sekolah filsafat di Athena seperti akademia dan Lykeion tetap meneruskan aktivitasnya. Tetapi juga didirikan beberapa sekolah baru. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa yang ditekankan terutama soal- soal etika: bagaimana manusia harus mengatur tingkah lakunya untuk hidup bahagia.
A. Epikurisme (341 – 271 SM)
Epikuros ( 341-270 ) berasal dari pulau samos dan mendirikan sekolah filsafat baru di Athena. Ia menghidupkan kembali atomisme Demokritos. Menurut pendapat Epikuros, segala- galanya terdiri dari atom- atom yang senantiasa bergerak dan secara kebetulan tubrukan yang satu dengan yang lain. Manusia hidup bahagia jika ia mengakui susunan dunia ini dan tidak ditakutkan oleh dewa- dewa atau apa pun juga. Dewa- dewa tidak mempengaruhi dunia . Lagipula, agar dapat hidup bahagia manusia mesti menggunakan kehendak bebas dengan mencari kesenangan sedapat mungkin. Tetapi terlalu banyak kesenangan sedapat mungkin . Tetapi terlalu banyak kesenangan akan menggelisahkan batin manusia. Orang bijaksana tahu membatasi diri dan terutama mencari kesenangan rohani supaya keadaan batin tetap tenang.
B. Stoisisme (336 – 264 SM)
Mazhab Stoa didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition sekitar tahun 300 SM. Nama Stoa menunjuk kepada serambi bertiang , tempat Zeno memberikan pelajaran. Menurut Stoitisme, jagat raya dari dalam sama sekali ditentukan oleh suatu kuasa yang disebut ” Logos” itu. Berdasarkan rasionya , manusia sanggup mengenal orde universal dalam jagat raya. Ia akan hidup bijaksana dan bahagia, asal saja ia bertindak menurut rasionya. Jika memang demikian ia akan menguasai nafsu- nafsunya dan mengendalikan diri secara sempurna , supaya dengan penuh keinsyafan ia menaklukan diri pada hukum- hukum alam. Seorang yang hidup menurut prinsip- prinsip stoisisme, sama sekali tidak mempedulikan kematian dan segala malapetaka lain, karena insyaf bahwa semua itu akan terjadi menurut keharusan mutlak. Sudah nyata kiranya bahwa etika stoisisme ini betul- betul bersifat kejam dan menuntut watak yang sungguh- sungguh kuat.
Mungkin karena cocok dengan tabiat Romawi yang bersifat agak pragmatis, di kemudian hari stoisisme mengalami sukses besar dalam kekaisaran Romawi . Dua orang Roma yang terkenal sebagai pengikut mazhab Stoa ialah Seneca (2-65 ) dan kaisar Marcus Aurelius ( 121- 180 ).
C. Neoplatonisme
Pucak terakhir dalam sejarah filsafat Yunani adalah ajaran yang disebut ” neoplatonisme”. Sebagaimana namanya sudah menyatakan itu, aliran ini bermaksud menghidupkan kembali filsafat Plato. Tetapi itu tidak berarti bahwa pengikut- pengikutnya tidak dipengaruhi oleh filsuf- filsuf lain, seperti aristoteles misalnya dan mazhab Stoa. Sebenarnya ajaran ini merupakan semacam sintesa dari semua aliran filsafat sampai saat itu, dimana Plato diberi tempat istimewa.
Filsuf yang menciptakan sintesa itu bernama Plotinos (203/4-269/70). Ia lahir di Mesir dan pada umur 40 tahun ia tiba di Roma untuk mendirikan suatu sekolah filsafat di sana. Sesudah meninggalnya sekitar tahun 270 M karangan- karangan Plotinos dikumpulkan dan diterbitkan oleh muridnya Porphyrios, dengan judul Enneadeis.
Seluruh sistem filsafat Plotinos Berkisar pada konsep kesatuan. Atau dapat juga kita katakan bahwa seluruh sistem filsafat Plotinos berkisar pada Allah sebab Allah disebutnya dengan nama ”yang satu”.
D. Skeptisme
Skeptisme merupakan suatu tendensi agak umum yang hidup terus sampai akhir masa Yunani kuno. Mereka berpikir bahwa dalam bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran. Sikap umum mereka adalah kesangsian. Pelopor skeptisme di Yunani adalah Pyrrho (365 – 275).
E. Eklektisisme
Dengan Eklektisisme bukanlah suatu Mazhab atau aliran melainkan suatu tendensi umum yang memetik berbagai unsur filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai kesatuan pemikiran yang sungguh-sungguh . Salah seorang warga Roma yang biasanya digolongkan dalam elektisisme adalah negarawan dan ahli berpidato tersohor yang bernama Cicero ( 106-43 ). Di Alexandria hidup seorang pemikir Yahudi yang barangkali boleh juga terhitung dalam tendensi ini namanya Philo (25 SM- 50M). Ia berusaha mendamaikan agama Yahudi dengan filsafat Yunani, khususnya Plato
Jumat, 18 Maret 2011
DUA SISI MATA KOIN
Artis dan narkoba. Seperti sebuah istilah jargon yang tak tabu lagi di mata masyarakat Indonesia. Bak dua mata koin yang tak terpisah, istilah tersebut seolah melekat dengan sisi kehidupan glamour para publik figur di Republik ini. Tak sedikit deretan artis papan atas yang sempat ketangkap (red.karena kemungkinan dan bahkan pasti masih banyak artis yang belum keliatan batang hidungnya dalam mengknsumsi psikotropika tersebut) para penegak hokum negeri ini.
Hal tersebut terus terjadi, dan tersiar kabar baru-baru ini artis band papan atas kesandung yang namanya shabu. Di apartement tempat tinggalnya yoyo penabuh drum band music padi di grebek aparat dengan sejumlah barang bukti. Dan menambah deretan artis yang terkena yang namanya virus narkoba.
Tak hanya artis band, penikmat barang haram tersebut seakan tak pandang bulu, mulai artis lawak, hingga actor ternama sekaliber roy martin pun juga salah satu yang ngikut nampang pada deretan artis yang tersangkut narkoba.
Memang bukan hal baru ataupun mencengangkan apabila seorang artis yang kesandung kasus zat adiktif tersebut, itu disebabkan pola kehidupan mereka yang rata-rata berseliweran dengan uang dan popularitas. Hal tersebut seolah menjadi doktrin masyarakat awam yang melihat mereka, bahwa yang namanya artis kebanyakannya, ya..!!! paling tidak mereka pernah berurusan dengan yang namanya narkoba.!!!!
Yang menjadi pertanyaan. Apakah deretan artis yang terkena kasus narkoba adalah merupakan korban atau pengguna sih? Dibanyak pemberitaan kita sering mendengar artis si A menjadi korban narkoba, namun setelah ditelisik ternyata si artis tentu membeli barang haram tersebut dalam keadaan sadar. Beda halnya dengan seseorang yang dipaksa untuk menelan puluhan pil koplo, yang berujung dirinya harus dirawat dirumah sakit. Ini yang benar dinamakan korban.
Dengan alasan menjadi seorang korban dari kejamnya narkoba, sang artis bisa terbebas dari hukuman dengan hanya menjadi penghuni panti rehabilitasi. Sungguh sangat ironi….
Sekarang kita kesampingkan semuanya, mulai dari kehidupan para artis yang bergelimang uang dan popularitas, serta jam terbang mereka yang padat, yang seolah hal tersebut menjadikan hokum serta alasan tersendiri hingga jadi sebuah keharusan bagi sang artis untuk menyalahgunakan narkoba.
Namun, kita juga patut mengapresiasi pihak POLRI yang selama ini tidak tebang pilih dalam pemberantasan kasus narkoba. Tanpa peran aktif mereka, tentu saja barang haram tersebut terus akan merajalela di negeri ini. Tentunya juga harus disertai dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang ada.
Yang pada intinya kesemuanya haruslah mengacu pada naluri seorang individu, agar jangan sampai tergoda apalagi terjerumus dalam lembah nista tersebut. Siapapun itu apakah dia artis pejabat, dan masyarkat umum, dan teruslah berkarya dengan cara positif jangan coba-coba dengan yang namanya narkoba walulapun secuil, karena hal tersebut yang sangat menimbulkan dampak pada individu pemakainya.
Kamis, 03 Maret 2011
JANGAN TAKUT JATUH CINTA
Janganlah takut jatuh cinta, tidak ada yang aneh dengan cinta, cinta memang diciptakan sebagai bagian dari manusia.
Dan sebagian dari dari tanda-tanda kebesaran Nya adalah Dia menciptakan pasangan–pasangan bagi kalian dari jenis kalian, agar kalian merasa tenang pada pasangan kalian dan Dia menjadikan diantara kalian rasa kasih sayang dan cinta. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda bagi orang-orang yang berfikir. (QS. Ar-Ruum: 26)
Setiap waktu, begitu banyak orang yang kecewa karena cinta dan menuangkan rasa kecewanya dengan makian yang mungkin sedikit membantunya, namun bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati, oleh sebab itu sebagai bentuk pencegahan ada sebuah pesan dari Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, dalam kitab sunannya, nomor 1920.
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا
Cintailah kekasihmu sesederhana mungkin, karena bisa saja kekasihmu itu suatu hari nanti menjadi musuhmu, dan bencilah musuhmu sesederhana mungkin karena bisa saja suatu hari musuhmu itu menjadi kekasihmu.
Pesan hadits ini memang sangat sulit untuk di laksanakan, namun paling tidak pesan ini akan dapat meredam kekecewaan yang sudah terlanjur terjadi karena perasaan cinta yang luar biasa telah dihianati dan timbul kebencian yang luar biasa pula. Pada saat itu kita mulai belajar untuk membencinya sesederhana mungkin karena bisa saja dia menjadi kekasih kita lagi.
trim's...
wallahu a'lam bis showab...
sebuah tulisan yang dikutip dari tuan guru "deni arisandi"....
Langganan:
Postingan (Atom)