
Tahun Baru, Berkah Pengrajin Terompet
Bagi para pegiat bisnis segala upaya dilakukan agar bisa menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Caranya yakni dengan menjalankan bisnis sesuai situasi dan kondisi yang sedang dan akan berlangsung di masyarakat sekitarnya.
Dalam hal ini momen Tahun Baru sebuah event yang ditunggu- tunggu masyarakat di dunia begitu juga di Banjarmasin. Dan diidentikkan dengan peniupan terompet.
Usaha pembuatan terompet inilah yang dilakoni Sulaiman warga Jl. Ratu Zaleha tepatnya di Gg. KH. Dewantara 9 Kec. Banjar Timur. Dan sekarang ia menjadi distributor penjualan terompet di wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.
Bisnis ini dikerjakannya lebih dari lima tahun setiap hari menjelang pergantian Tahun Baru tiba.
Saat disambangi Sinar Kalimantan, Senin (14/12) di kediamannya Eman (panggilan akrab Sulaiman) mengaku pada hari-hari mendekati awal Tahun 2010 ini ia mengerjakan sekitar 10.000 buah terompet yang akan dijajakan para pedagang musiman.
“ Pembuatan terompet sudah lima tahunan ini saya kerjakan bersama isteri dan dua anak saya, untuk yahun ini saya membuat sekitar 10.000 buah terompet” paparnya.
Untuk proses pembuatan terompet yang sudah dipersiapkannya selama enam bulan ini hanya memerlukan bahan baku seperti kertas karton, kertas 3D, kertas minyak, balon udara dan tabung roll benang.
Bahan baku kebanyakan didatangkannya dari pulau jawa, seperti tabung roll benang dengan harga Rp 25000 1kg nya.
Harga satu terompet dipatok mulai dari Rp. 3000 – Rp 11.000, yang dijualnya dengan harga partai dan akan dijual para pedagang kembali di pinggiran jalan .
“ kami menjual terompet seharga Rp 3000 sampai Rp 11000, dan terserah bagi para penjual menjualnya dengan harga berapa?,” kata lelaki kelahiran Bandung ini.
Keahlian ini didapat dari pengalaman kerja dia yang sudah beberapa tahun ikut bekerja dengan temannya di Pulau Jawa, yang juga membuat kerajinan terompet untuk peringatan penyambutan awal tahun.
Dari hasil usaha kerajinan terompetnya ini eman dapat meraup keuntungan Rp 20 juta, “ Keuntungan dari tahun-tahun sebelumnya saya mendapat sekitar Rp 20 juta yang kotornya dan mudahan di tahun 2010 ini lebih dari itu,” paparnya.
Selain membuat terompet yang hanya dilakoninya setahun sekali, dalam kesehariannya Eman juga mengolah Gulali (gula kapas) yang akan dijual pedagang keliling. (fad/sk.net)
0 komentar:
Posting Komentar